tiba-tiba pengen nulis sesuatu. akhirnya muncul di pikiran kayak begini. huehue.
Total Pageviews
8.12.11
asdfghjklqwertyuiopzxcvbnm
Diposkan oleh Yanetritien Widjaja di 12:43 PM5.7.11
Everlasting
Diposkan oleh Yanetritien Widjaja di 2:13 PMTernyata, Danny salah.
Dan nggak hanya Danny yang merasa ada 'sesuatu' yang aneh pada Mike, tapi Lissy pun juga. Namun, Lissy tidak membenci sesuatu yang aneh itu. Malah Lissy merasa sesuatu itulah yang membuat ia dan Mike dekat.
"Ya abisnya sikap Danny ke lo itu dingin banget. Masa dua sahabat gue musti musuhan? Kan nggak lucu, Mike," kata Lissy.
"Mike! Mike!" panggil seseorang.
Mike menoleh. "Hmm? Eh, lo ternyata. Ada apa, Lis?" tanya Mike. "Kok tumben lo belum pulang?" tanya Lissy. "Lagi ada urusan dikit. Lo?" tanya Mike balik. "Ya seperti yang lo liat. Gue lagi ekskul cheers. Gue kan pakai seragam cheers, jadi, nggak mungkin dong kalau gue lagi ekskul basket," jawab Lissy.
"Eh? Iya, ya," jawab Mike sambil tertawa.
"Mike, gue denger lo jago basket, ya?" tanya Lissy. "Kata siapa?" tanya Mike. "Kenapa nggak jawab pertanyaan gue dulu? Kata banyak orang. Lo emang nggak tau kalau lo sering digosipin?" tanya Lissy.
"Ya, dulu gue emang kapten tim basket di sekolah lama gue. Dan buat pertanyaan lo yang satu lagi, jawabannya nggak. Gue nggak pernah tau kalau gue jadi bahan gosip," jawab Danny.
"Ah! Gimana kalau lo ikut tim basket sekolah kita? Kebetulan, waktu itu, Danny bilang sama gue kalau mereka lagi kekurangan satu pemain. Gara-gara si Moses sakit," tawar Lissy.
"Moses? Sakit? Kan dia sakit nggak selamanya, Lis," ucap Mike. "Tapi, dia berencana buat keluar dari tim basket," jawab Lissy.
"Lo yakin Danny bakal nggak apa-apa kalau gue masuk tim basket?" tanya Mike agak khawatir mengingat sikap Danny yang dingin. "Iya. Lo tenang aja. Biar gue yang ngomong sama Danny. Ya udah, gue latihan dulu. Bye, Mike!" jawab Lissy. "Bye".
"Ya ampun, udah jam empat gini mereka belum selese latihan?" tanya Mike kepada diri sendiri. Mike sebetulnya sedang menunggu Danny yang lagi latihan basket.
Label: Everlasting
1.7.11
All About My Holiday
Diposkan oleh Yanetritien Widjaja di 10:50 AMjam 10.30, sampai di Hotel Harmoni. Tidur zzz..
26 Juni 2011
27 Juni 2011
Jam 6.15, bangun. Mandi + siap-siap.
28 Juni 2011
Jam 7.30, breakfast. Pindahin barang-barang ke Hotel Aroma. Pindah hotel >< Padahal cuma sebelahan, beda tembok -__-
29 Juni 2011
Jam 6.00, bangun.
Jam 6.15, berenang di Hotel.
Jam 7.15, mandi.
Jam 7.45, breakfast.
Jam 8.30, makan di Mamas. Porknya (Beda loh ya sama yang kemaren. Yang ini lebih enak!) enyakkk + gedeee banget! Soupnya juga enak :9
Jam 9.30, jalan ke Krisna. Belanja lagi?!
Jam 11.00, jalan ke Bandara Ngurah Rai.
Jam 1.10, berangkat ke Jakarta. Goodbye, Bali! I'm gonna miss you so much :(
Jam 13.30 WIB, sampai di Jakarta. Ah, hello, Jakarta! Miss me? :)
24.6.11
Everlasting :D
Diposkan oleh Yanetritien Widjaja di 2:53 PM"Eh, menurut lo, anak barunya cakep nggak ya?" tanya Lissy. Danny menoleh. "Mana gue tau. Gue aja belom pernah ngeliat. Udah tunggu aja nanti," jawab Danny. "Ahh.. Tapi gue penasaran aja gitu. Katanya dia anak photographer terkenal loh!" kata Lissy antusias. "Oh ya?" tanya Danny agak malas menanggapinya. "Iya! Ah udahlah. Bentar lagi juga bel. Jadi, kita bisa ngeliat orangnya kayak gimana," kata Lissy.
Bel pun berbunyi. Murid-murid masuk ke kelas masing-masing. Guru-guru mulai keluar dari ruang guru dan masuk ke kelas yang akan mereka ajar.
Tapi, kali ini berbeda. Di kelas Danny dan Lissy, guru yang seharusnya mengajar belum datang juga. Murid-murid mulai sibuk mengobrol dan bercanda. Lissy terlihat tidak sabar melihat anak baru itu. Danny agak malas menyambut anak baru itu, ya, walaupun ia penasaran juga seperti apa wujudnya.
Lalu, kelas mendadak hening. Ternyata, guru sudah datang. Tapi, ada yang aneh. Anak baru tersebut tidak datang bersamanya. Murid-murid yang lain pun terlihat bingung. Termasuk Lissy dan Danny.
"Kenapa kalian semua diam? Biasanya ketua kelas langsung memberi salam," Pak Rudi, guru Bahasa Indonesia, bertanya.
Lalu, ketua kelas langsung memberi aba-aba dan semua murid memberi salam. Tapi, mereka semua masih dalam keadaan heran. Tak ada yang berani bertanya kepada Pak Rudi, karena Pak Rudi agak galak.
Tapi, tiba-tiba, terdengar seorang perempuan bertanya, "Pak, bukannya kami kedatangan murid baru? Di mana orangnya?". Danny merasa mengenal suara itu. Sangat mengenal tepatnya. Semua menoleh ke arah datangnya suara itu, termasuk Danny. Ternyata perempuan itu Lissy. Danny tak menyangka Lissy berani bertanya seperti itu, dia cukup bisa dibilang cewek yang agak cuek.
"Ah, Bapak kira tidak akan ada yang bertanya tentang anak itu," kata Pak Rudi sambil tersenyum. Murid-murid tambah heran. Jarang sekali Pak Rudi ini tersenyum. "Dia hari ini tidak dapat masuk. Mungkin besok. Kalian sudah tidak sabar mendapat teman baru, ya? Sabarlah. Paling-paling besok dia masuk," Pak Rudi melanjutkan.
Murid-murid pun ber-oh ria. Sebagian terlihat kecewa. Dan yang kecewa itu adalah anak-anak perempuan. Lalu, pelajaran yang membosankan pun dilanjutkan.
Waktu sangat cepat berlalu, hingga waktunya mereka pulang. Mereka pulang bersama. Tapi, kali ini berbeda. "Ngg.. Lis..," kata Danny. "Ya?" Lissy menjawab. "Gue hari ini nggak ke rumah lo ya. Gue langsung pulang," kata Danny. "Loh? Emang kenapa? Lo sakit?" tanya Lissy bingung. "Iya nih. Kayaknya, gue nggak enak badan. Kecapekkan main basket mungkin," kata Danny. "Oh. Ya udah. Lo istirahat aja. Gue langsung ya. Bye," kata Lissy.
Tapi, tiba-tiba, Lissy berubah pikiran. "Dan!" panggil Lissy. Danny yang baru saja mau jalan, menoleh ke belakang dan menghampiri Lissy. "Kenapa, Lis?" tanya Danny. "Gue ikut ke rumah lo aja ya?" tanya Lissy. Danny menghela napas. "Nggak usah, Lis. Mending lo kerjain PR lo daripada besok lo dihukum," bujuk Danny. "Nggak! Sahabat yang lagi sakit lebih ngebutuhin gue daripada PR rese itu!" kata Lissy.
Lissy memang keras kepala, tipe orang yang nggak mau dibantah. Danny memang selalu kalah kalau beradu mulut dengan Lissy. Maka, Danny pun mengalah.
Dalam perjalanan menuju rumah Danny, mereka sama-sama diam. Tidak ada yang membuka pembicaraan sama sekali. Keheningan itu terus berlanjut sampai akhirnya Lissy membuka suara.
"Eh, Dan, gue nggak sabar deh besok. Pengen liat gitu anak barunya kayak gimana," kata Lissy. Danny tidak menjawab. Hanya berguman sedikit.
Ketika sampai di rumah Danny, Danny langsung istirahat di kamarnya. Lissy mengobrol dengan Mama Danny, Marry. Ya, kalau Danny lagi sibuk, Lissy pasti ngobrol dengan Mama Danny atau kadang-kadang bermain dengan Davin. Lissy dan Davin memang nggak terlalu dekat, tapi, siapa pun yang ngobrol dengan Lissy pasti akan merasa nyaman.
Karena Danny nggak keluar-keluar kamar, Lissy bosan sendirian. Mama Danny sibuk, sementara Davin pergi dengan teman-temannya. Lissy pun pamit pulang.
Sebenarnya, dari tadi siang, Danny tidak tidur. Ia memikirkan sesuatu. "Kenapa Lissy penasaran banget sih sama anak baru itu? Biasanya juga dia nggak pernah tertarik sama hal kayak begitu. Tapi, kenapa kali ini beda?" pikir Danny.
Danny terlihat sangat kacau sekarang. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk tidur. "Siapa tau bisa bikin gue tenang. Daripada gue stres gara-gara keantusiasan Lissy sama anak baru itu," pikirnya.
Pukul dua-belas malam, Danny baru bisa benar-benar terlelap.
"Danny! Bangun! Ayo, nanti kita telat. Masa mau dihukum bareng-bareng?" bujuk Lissy. "Lissy?! Sejak kapan lo di sini? Dan sejak kapan lo jadi gantiin Mama buat bangunin gue?" tanya Danny bingung. "Udah, nanti gue ceritain. Mending sekarang lo mandi," kata Lissy.
Danny pun mandi dan bersiap-siap untuk berangkat. Mereka pun langsung pamit kepada orangtua Danny.
"Eh, Lis, gimana caranya lo tadi udah di rumah gue?" tanya Danny. "Ya, bisa dong. Apa sih yang gue nggak bisa?" jawab Lissy sambil menjulurkan lidahnya.
Danny pun tertawa melihat tingkah laku sahabatnya. Lalu, ia mengacak-ngacak rambut Lissy. "Aduh, Danny! Gue udah sisiran rapi gini, malah lo acak-acakkin. Rese ih!" kata Lissy kesal. "Emang, kenapa? Biasanya lo nggak pernah marah. Kok beda sekarang?" tanya Danny. "Kan entar ada anak baru. Masa dandanan gue ancur gara-gara lo?" kata Lissy. Danny terdiam. Sepertinya, sahabatnya ini memang sangat antusias dengan si anak baru itu.
"Nah, Mike, kamu bisa duduk di bangku kosong sebelah sana," kata Bu Ami. Mike pun menghampiri bangku kosong yang ditunjuk bu Ami tadi. Bangku kosong itu tepat berada di belakang Danny dan Lissy. Lissy terlihat senang, sedangkan Danny terlihat kesal.
Pelajaran yang membosankan tentang masa purba pun dimulai. Dan tibalah bel istirahat berbunyi. Wajah murid yang tadinya terlihat ngantuk, langsung kembali ceria. Semua murid yang sudah lapar, langsung berhamburan keluar kelas untuk ke kantin.
Lissy, biasanya dia langsung mengobrol dengan Danny. Tapi sekarang dia malah mengobrol dengan Mike. Danny terlihat kesal. "Lis, gue mau makan. Lo ikut nggak?" tanya Danny. "Aduh, gue lagi betah di sini. Lo beliin aja ya? Kayak biasa, Dan," pinta Lissy. "Ya udah. Gue ke kantin dulu," kata Danny.
"Tunggu, Dan. Eh, Mike, lo lapar nggak? Sekalian aja nitip sama Danny," tanya Lissy ke Mike. "Nggak usah. Gue belum lapar. Nanti aja istirahat kedua gue beli sendiri," kata Mike. "Ya udah. Nggak ada lagi kan, Lis?" tanya Danny tidak sabaran. "Nggak. Ya udah sana. Cepatan ya, Dan," kata Lissy menyunggingkan senyumnya. Danny pun langsung ngeloyor pergi.
"Jadi, kenapa lo pindah sekolah, Mike?" tanya Lissy. "Ya, biasalah, Papa gue ditugasin ke Jakarta. Jadilah gue di sini sekarang," jawab Mike. Lissy mengangguk-angguk.
"Oh iya, ya. Lo kan anak photographer terkenal itu kan?" kata Lissy antusias. "Ya. Tapi, gue beda banget sama Papa gue. Papa gue hobi motret, sementara gue? Hobi musik. Beda banget, ya?" ujar Mike. "Kan nggak harus sama, Mike. Mungkin, dunia lo sama Papa lo emang beda. Tapi, yang penting Papa lo nggak ngelarang itu kan?" tanya Lissy. "Emang nggak. Tapi, gue suka kesepian. Papa jarang di rumah. Lebih sering pergi-pergi. Kalaupun dia ada di rumah, paling-paling cuma buat tidur," kata Mike. "Sabar ya," kata Lissy sambil tersenyum. Mike membalas senyumnya.
Danny pun kembali. "Lis, ini makanannya. Makan sana," kata Danny. "Makasih ya, Dan. Lo emang sahabat gue paling oke!" kata Lissy.
Danny diam saja. Dia nggak ngomong sepatah katapun dengan Mike. Pulang sekolah, Lissy dan Danny sedang berjalan ke rumah Lissy. Lissy mengatakan sesuatu yang membuat Danny terkejut.
"Dan, gue ngerasa kasihan sama Mike. Dia kesepian gitu. Gue berpikir buat jadiin dia sahabat. Kayak gue sama lo. Gimana, Dan? Lo pasti setuju kan?" tanya Lissy hati-hati. "Apa?! Lo mau nambah anggota gitu maksudnya? Lo pikir nambah sahabat itu segampang kantor masukkin pegawai? Kantor aja masih perlu interview pegawai barunya," kata Danny sangat menunjukkan bahwa ia tidak setuju.
"Ayolah, Dan. Apa salahanya kita coba? Apa perlu kita interview dia dulu?" tanya Lissy sambil tertawa. "Maaf, gue cuma bercanda," kata Lissy. Danny memutar bola matanya. Dia tidak tega ngelihat Lissy kayak gini. "Ya udahlah. Terserah lo. Gue ikut aja," kata Danny menyerah. Lissy terlihat sangat senang.
Label: Everlasting
23.12.10
Invisible :)
Diposkan oleh Yanetritien Widjaja di 3:49 PMShe can't see the way your eyes will light up when you smile
She never noticed how you stop and stare whenever she walks by
And you can't see me wanting you the way you want her
But you are everything to me
And I just want to show you, she don't even know you
She's never gonna love you like I want to
And you just see right through me but if you only knew me
We could be a beautiful miracle, unbelievable
Instead of just invisible, yeah
There's a fire inside of you that can't help but shine through
But she's never gonna see the light, no matter what you do
And all I think about is how to make you think of me
And everything that we could be
And I just want show you, she don't even know you
She's never gonna love you like I want to
And you just see right through me but if you only knew me
We could be a beautiful miracle, unbelievable
Instead of just invisible
Like shadows in the faded light, oh, we're invisible
I just wanna open your eyes and make you realize
And I just want to show you, she don't even know you
Baby, let me love you, let me want you
You just see right through me but if you only knew me
We could be a beautiful, miracle, unbelievable
Instead of just invisible, oh, yeah
She can't see the way your eyes will light up when you smile
Label: Song Lyrics
Love Hurts :(
Diposkan oleh Yanetritien Widjaja di 11:56 AMI learned how 2 be strong, happy, and work hard, but I didn't learn how 2 survive when u leave me here alone..
Label: Gambar Gerak :D