Total Pageviews

8.12.11

asdfghjklqwertyuiopzxcvbnm

tiba-tiba pengen nulis sesuatu. akhirnya muncul di pikiran kayak begini. huehue.

***

Di mana ini? Apakah aku tersesat? Gelap sekali tempat ini. Tapi...bagaimana mungkin aku bisa tersesat? Bukankah aku baru saja tertidur lelap? Sekali lagi aku bertanya dalam hati, tempat apa ini sebenarnya? Di mana pintunya? Bahkan jendela pun tak ada. Kenapa aku bisa berada di sini? Baik, mungkin aku memang tersesat. Kalau begitu, aku harus cari jalan keluar dari tempat ini sekarang juga. Aku berlari. Terus berlari. Gelap sekali. Aku bahkan tidak dapat melihat sesuatu di depanku. Namun, sepanjang perjalanan ini aku belum menabrak apa pun. Itu menandakan bahwa di sini benar-benar kosong. Tak ada apa pun. Berarti..... aku hanya... sendiri?!?! Tunggu, sepertinya aku sering merasakan ini sebelumnya. Ini bukan kali pertama aku merasa seperti ini. Ini rasanya seperti saat di mana aku bingung mana jalan keluar dari semua tujuanku. Saat di mana aku tidak tahu harus ke mana. Akhirnya, aku berhenti. Kosong. Tidak ada apa pun. Suara pun tidak ada sama sekali. Tentunya, kecuali suaraku. Aku mencoba berpikir jernih. Aku bertanya dalam hati, apakah aku akan terjebak di sini untuk selamanya? Tidak, aku tidak mau terjebak di sini untuk selamanya. Aku tidak mau mati di sini. Aku ingin pulang. Aku harus cari jalan keluarnya. Di mana? Di mana pintunya? Aku berteriak. Kusadari semuanya akan percuma jika aku hanya berteriak. Kulanjutkan perjalananku. Kali ini, aku tidak berlari, melainkan berjalan perlahan. Mencoba mencari sesuatu, entah pintu atau pun jendela. Yang pasti, aku harus cari sampai dapat. Waktu berjalan dengan sangat lambat. Aku bertanya-tanya, sudah berapa lama aku di sini? Mengapa aku tetap tidak menemukan jalan keluarnya? Tunggu. Apa itu? Apakah itu....? Ah, aku lari sekencang-kencangnya.Sedikit lagi. Ayo, aku pasti bisa. Sedikit lagi aku dapat menggapainya. Sebentar lagi aku akan pulang. Aku akan bebas dari ruangan ini. Hanya itu yang ada di pikiranku. Itu dia. Aku hampir dapat menjangkaunya. Hanya satu meter lagi. Namun....buk! Aku terjatuh. Sakit sekali rasanya. Kubuka mataku perlahan. Sekarang aku berada di tempat yang berbeda. Sepertinya tempat ini tidak asing bagiku.Ah, ini kamarku. Aku berada di kamarku! Senang sekali rasanya. Sepertinya aku terjatuh. Keringatku bercucuran padahal ada AC. Tapi, bagaimana mungkin? Bukankah....? Bukankah aku tadi berada di ruangan gelap itu? Kenapa sekarang aku sudah berada di kamar lagi? Aneh. Apakah tadi itu hanya mimpi? Tapi, mengapa terasa sungguhan? Mimpi yang sangat aneh. Akhirnya kutanya Mamaku apa arti dari mimpi itu. Ia tersenyum dan menjawab dengan lembut. "Menurut Mama, mimpi tersebut adalah sesuatu yang sama dengan yang terjadi di kehidupan kita. Situasi tersebut merupakan situasi di mana kita berada dalam suatu masalah yang membingungkan. Namun, kita harus mencari jalan keluar dari masalah tersebut dan kita akan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan akhir yang menyenangkan. Sebaliknya, jika kita malah menyerah dalam menghadapinya, kita akan mati terperangkap oleh masalah itu seterusnya. Oleh sebab itu, jika menemui kesulitan, kita tidak boleh menyerah begitu saja. Kita harus melewati kesulitan tersebut. Masalah yang kita hadapi sekarang belum seberapa dibanding dengan masalah yang akan kita hadapi berikutnya. Kalau masalah yang sekarang saja kita sudah menyerah, bagaimana bisa melewati masalah yang nantinya lebih sulit?" kata Mama. Aku tersenyum kepada Mama dan sadar akan arti dari mimpiku itu.

5.7.11

Everlasting

'Sesuatu' yang Aneh


Bertambahlah satu anggota sahabat Lissy dan Danny. Lissy memang sangat senang mendapatkan satu sahabat baru lagi, tapi tidak bagi Danny.

Danny merasa ada sesuatu yang aneh pada diri Mike. Danny memang belum pernah bertemu dengan Mike sebelumnya, tapi, seperti ada 'sesuatu' yang mengingatkan Danny dari Mike. Sesuatu yang Danny benci. Namun, Danny tidak mungkin membuat Lissy sedih dengan sikapnya yang jelas-jelas menentang Lissy memasukkan Mike sebagai sahabat mereka.

Lissy sangat menyukai Mike. Bukan, bukan seperti seorang cewek yang suka dengan seorang cowok. Melainkan, menyukai sebagai teman. Tidak, lebih terhadap sahabat.
Danny nggak pernah nyangka kalau Lissy bisa dengan mudah dekat dengan Mike. Danny pikir, keantusiasan Lissy hanya karena ia penasaran dengan gosip yang beredar.

Ternyata, Danny salah.

Dan nggak hanya Danny yang merasa ada 'sesuatu' yang aneh pada Mike, tapi Lissy pun juga. Namun, Lissy tidak membenci sesuatu yang aneh itu. Malah Lissy merasa sesuatu itulah yang membuat ia dan Mike dekat.

"Mike, gue ngerasa ada sesuatu dari lo yang bikin kita deket," kata Lissy ketika mereka sedang mengobrol di kelas. "Oh ya?" Mike terlihat bingung.

"Ya, gitu deh. Cuma, gue masih bingung sesuatu itu apa," kata Lissy. Mike tertawa kecil. "Perasaan lo aja kali," kata Mike.
"Kayaknya nggak deh. Ah, udahlah. Eh, lo sama Danny emang pernah berantem? Atau pernah ketemu dan musuhan gitu?" tanya Lissy tiba-tiba.

Mike menoleh dan mengerutkan keningnya bingung. "Hah? Gue ketemu dia aja baru pas masuk sekolah, Lis. Gimana caranya gue berantem sama dia? Apalagi musuhan. Lissy, Lissy," jawab Mike.

"Ya abisnya sikap Danny ke lo itu dingin banget. Masa dua sahabat gue musti musuhan? Kan nggak lucu, Mike," kata Lissy.

"Emang nggak lucu. Tapi, benar juga kata lo, Lis. Sikap Danny ke gue dingin banget. Tapi, sebelum lo ngomong ini ke gue, gue pikir sikap dia emang gitu ke orang yang baru dia kenal," kata Mike.

"Lo salah besar! Dia itu tipe orang paling friendly walaupun, dia baru kenal sama orang itu. Nih, ya, dia emang nggak terlalu dekat sama anak-anak lain, kecuali gue, pastinya. Tapi, dia nggak pernah bersikap sedingin itu. Kayak sikap dia ke lo," celoteh Lissy panjang lebar.

"Iya, ya? Berarti ada yang salah sama gue dong. Tapi, apa?" tanya Mike, lebih kepada dirinya sendiri.

"Ya, mana gue tau. Lo mending tanya sama Danny aja. Apa perlu gue bantuin?" kata Lissy. "Wah, pintar juga lo, Lis. Nggak usah, Lis. Biar gue selesaiin ini sendiri," ucap Mike sambil mengacak-acak rambut Lissy. Lissy hanya tersenyum bangga.

***

Saat itu, sekolah udah sepi. Kebanyakkan murid-murid sudah pulang ke rumah masing-masing. Hanya ada murid-murid yang ikut kegiatan ekstrakurikuler yang masih di sekolah.

Mike emang nggak ikut ekstrakurikuler apa pun, ya karena dia anak baru. Padahal, kemampuan Mike dalam mendribble bola basket dan memasukkannya ke ring sudah tidak diragukan lagi. Ia sangat pandai bermain basket.

"Mike! Mike!" panggil seseorang.

Mike menoleh. "Hmm? Eh, lo ternyata. Ada apa, Lis?" tanya Mike. "Kok tumben lo belum pulang?" tanya Lissy. "Lagi ada urusan dikit. Lo?" tanya Mike balik. "Ya seperti yang lo liat. Gue lagi ekskul cheers. Gue kan pakai seragam cheers, jadi, nggak mungkin dong kalau gue lagi ekskul basket," jawab Lissy.

"Eh? Iya, ya," jawab Mike sambil tertawa.

"Mike, gue denger lo jago basket, ya?" tanya Lissy. "Kata siapa?" tanya Mike. "Kenapa nggak jawab pertanyaan gue dulu? Kata banyak orang. Lo emang nggak tau kalau lo sering digosipin?" tanya Lissy.

"Ya, dulu gue emang kapten tim basket di sekolah lama gue. Dan buat pertanyaan lo yang satu lagi, jawabannya nggak. Gue nggak pernah tau kalau gue jadi bahan gosip," jawab Danny.

"Ah! Gimana kalau lo ikut tim basket sekolah kita? Kebetulan, waktu itu, Danny bilang sama gue kalau mereka lagi kekurangan satu pemain. Gara-gara si Moses sakit," tawar Lissy.

"Moses? Sakit? Kan dia sakit nggak selamanya, Lis," ucap Mike. "Tapi, dia berencana buat keluar dari tim basket," jawab Lissy.

"Lo yakin Danny bakal nggak apa-apa kalau gue masuk tim basket?" tanya Mike agak khawatir mengingat sikap Danny yang dingin. "Iya. Lo tenang aja. Biar gue yang ngomong sama Danny. Ya udah, gue latihan dulu. Bye, Mike!" jawab Lissy. "Bye".

***


"Ya ampun, udah jam empat gini mereka belum selese latihan?" tanya Mike kepada diri sendiri. Mike sebetulnya sedang menunggu Danny yang lagi latihan basket.

"Ah! Akhirnya mereka selesai juga. Kan kalau kayak gini gue bisa cepat pulang,"

"Danny!" panggil Mike.

Danny menoleh, mencari asal suara. Lalu, ia menghapiri Mike.

"Ada apa?" tanya Danny. "Hmm.. Ada yang mau gue omongin sama lo," jawab Mike. "To the point aja, Mike. Gue nggak suka basa-basi".

"Di sini?" tanya Mike. "Ya. Mau di mana lagi?" jawab Danny.

"Oke. Danny, emang kita pernah punya masalah apa sampai lo nggak suka banget sama gue?" tanya Mike to the point sesuai dengan yang diinginkan Danny. Kalau Danny memang ingin langsung, ya sudah, Mike juga nggak akan basa-basi.

"Hmm? Apa maksud lo? Gue nggak pernah bilang gue nggak suka sama lo," jawab Danny. "Lo nggak perlu bilang, udah keliatan dari sikap lo. Lissy juga bisa liat sendiri kok. Justru, gara-gara dia bilang ke gue, gue jadi makin yakin kalau lo emang nggak suka sama gue," kata Mike.

"Lissy? Maksud lo? Dia bilang apa ke lo?" tanya Danny, agak kaget dan kecewa. Kenapa sahabatnya itu malah lebih memilih berbicara tentang ini ke Mike?

"Dia bilang kalau sikap lo ke orang lain yang baru lo kenal, nggak kayak sikap lo ke gue. Padahal gue termasuk orang yang baru lo kenal. Emang lo kenapa nggak suka sama gue? Jawab aja yang jujur. Gue bisa terima kok," jawab Mike.

"Sikap gue ke lo ataupun sikap gue ke orang lain yang baru gue kenal, bukan urusan lo," jawab Danny sinis.

"Tapi, sikap lo ke gue itu jadi urusan gue. Gue emang nggak peduli sikap lo ke orang lain kayak gimana. Kalau lo emang nggak suka gue, bilang kenapa. Siapa tau gue bisa ngerubah apa yang lo nggak suka," jawab Mike.

"Gue sebenarnya bukan nggak suka sama lo. Atau satu sikap pun dari lo. Cuma....," jawab Danny mulai tenang.

"Cuma apa?" tantang Mike, nggak sabar nunggu jawaban Danny.

"Cuma ada sesuatu dari lo, gue juga nggak tau itu apa, yang ingetin gue tentang seseorang yang gue benci," jawab Danny.

"Seseorang? Ya mungkin, gue bisa ngerti lo benci orang itu. Tapi, jangan libatin gue. Gue nggak seperti dia. Nggak semua orang sama," kata Mike.

"Ya, gue ngerti. Tapi, susah," jawab Danny. "Kita masih bisa jadi teman kan, Dan?" ajak Mike sambil tersenyum. "Gue coba," jawab Danny.

"Gue duluan, Mike. Gue mau beres-beres buat pulang," lanjut Danny.

"Tunggu! Gue tunggu lo sama Lissy di parkiran ya. Hari ini, gue mau nganterin kalian," kata Mike. "Oke," jawab Danny.

***

1.7.11

All About My Holiday

Lagi bingung mau lanjutin ceritanya kayak apa. Daripada nggak ada tulisan mending gue post tentang liburan gue aja ya? Nggak cuma gara-gara nggak ada tulisan sih. Tapi, udah terlanjur janjian sama si Tere bikin cerita liburan kemarin :D Check it out! :)

Tanggal 25 Juni 2011 sampai 29 Juni 2011 kemarin, gue pergi ke Bali sama keluarga gue dan keluarga teman Mama gue. Beginilah kira-kira perjalanan gue kemarin. :)

25 Juni 2011

Jam 6.30 WIB pagi, bangun. Ngantuk. Pengen tidur lagi, rasanya. Huft

Jam 8.00, berangkat ke rumah tante.

Jam 9.30, berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta. Kepagian nih -__

Jam 10.30, lagi di Lounge De' Green. Nunggu boarding. Makanannya ya buat rasa lumayanlah, tapi variasinya kurang.

Jam 13.45, Take Off. Goodbye, Jakarta. See you on Wednesday :D

Jam 16.30 WITA, sampai di Bali. Finally, I'm here! :D Langsung jalan ke Hotel Harmoni, Legian-Kuta buat check-in.

Jam 19.00, makan di Matahari Café, Jimbaran. Tadinya, mau makan di sana. Tapi, mahal banget, jadi, cuma minum aja.

Jam 21.00, makan di Ubung Café, Jimbaran. Ini namanya Jimbaran beneran. Yang tadi mah Jimbaran boongan. Kasian deh gue diboongin sama sopirnya -__- Tapi, kerangnya mantep! Woaaa jadi pengen lagi. :(

jam 10.30, sampai di Hotel Harmoni. Tidur zzz..




26 Juni 2011



Jam 6.00, bangun. Mandi + siap-siap.

Jam 7, breakfast.
Jam 9, siap berpetualang! Berangkat ke arah Bedugul.

Jam 10.30, sampai di Pura Taman Ayun. Foto-foto, jalan lagi.
 
Jam 13.00, makan di Ayam Bakar Taliwang. Enyak :9

Jam 13.30, sampai di Danau Beratan, Bedugul. Brrrr.. Dingin! Di Bedugul, naik boat. Di sekeliling boat, yang kelihatan cuma kabut doang. Gue jadi bingung, itu sopir boatnya bisa sampai di tujuan. Ternyata, ada tempat villa gitu. Bagus sih. Cuma, emang ada yang mau nginep di sana? Sepi banget! Terus, jauh kemana-mana lagi.
Jam 15.00, jalan ke Tanah Lot.

Jam 17.30, sampai di Tanah Lot. Liat sunset! Tapi, kok nggak jelas ya? -__. Di Tanah Lot, ada sate babi enak. ;) Go, find it! Hoho

Jam 20.00, makan Nasi Pedas Ibu Andhika. Ya Tuhan! Pedes banget. Bagi yang nggak bisa makan pedes, mending nggak usah deh ya.

Jam 21.00, sampai lagi di Hotel.

Jam 22.00, jalan keliling Legian. Minum di Café gitu. Lupa namanya. ><

Jam 00.30, balik ke Hotel. Tidurrr




27 Juni 2011



 
Jam 6.15, bangun. Mandi + siap-siap.

Jam 7.00, breakfast.

Jam 8.30, berangkat ke Krisna, beli oleh-oleh.

Jam 9.00, sampai di Krisna. Belanja ;)

Jam 9.30, jalan ke Pantai Tanjung Benoa.

Jam 10.00, sampai di Pantai Tanjung Benoa. Yey! Ayo main air! Sebelum main air, ke Pulau Penyu dulu. Penyunya unyu!:D Balik ke pantai main Banana Boat, Donut Boat, Flying Fish! Yang paling seru main Donut Boat. Try it!!
 *Tips: kalau main Donut Boat, lebih baik dipenuhin (5 orang), biar lebih berasa. Yang berat di belakang, yang kurus di depan. ;)

Jam 14.30, makan Babi Guling (Bigul) di Pak Dogil (kalo nggak salah, berarti bener!). Hmm.. Mantap!

Jam 15.30, jalan ke Uluwatu, mau nengok teman! ;)

Jam 16.00, sampai di Uluwatu. Monyetnya lincah banget. Kacamata (bukan punya gue) sampe diambil. -__

Jam 17.00, sampai di Joger. Yuk, kita belanja lagi ;)

Jam 19.00, sampai di hotel. Hu ha hu ha.. Capek!

Jam 19.30, jalan ke Pantai Kuta. Akhirnya, gue lihat Pantai Kuta! *norak* Tapi, sayangnya, udah malem. Nggak jelas deh tuh Pantai Kuta kayak apa. -__

Jam 20.30, makan Ramen 38 (Ramen Sanpachi). Jauh lebih enak yang di Blok M. Di sini, yang gue mau kaga ada. Kesel! Jangan pernah makan Ramen 38 di Bali. Mending kalo mau nyobain, lo ke Jakarta aja ya. Di Blok M sono.

Jam 22.00, sampai di hotel. Tidur


28 Juni 2011


Jam 6.30, bangun. Mandi + siap-siap

Jam 7.30, breakfast. Pindahin barang-barang ke Hotel Aroma. Pindah hotel >< Padahal cuma sebelahan, beda tembok -__-

Jam 8.30, berangkat ke Ubud.

Jam 9.30, sampai di tempat pembuatan batik di Bali Bidadari Batik.

Jam 10.15, sampai di pabrik perak UC Silver. Harganya gila :o

Jam 10.30, sampai di tempat pemahatan kayu Windu Sari. Keren :)

Jam 10.45, sampai di tempat beli kacang : Kacang Bali.

Jam 11.30, sampai di Bebek Tepi Sawah. Bebeknya enak!

Jam 13.45, sampai di Gunung Batur, Kintamani.

Jam 14.45, sampai di Tirta Empul, Tampak Siring. Di sana, ada 9 mata air. Dulu, Tampak Siring merupakan tempat peristirahatan Ir. Soekarno (seinget gue sih ada yang ngomong gitu. Maap deh kalo ngaco ><V)

Jam 17.15, sampai di Titiles. Beli dendeng babi :9 Sebenernya, gue nggak cuma beli sih. Tapiiiii, gue makan gratis!! Muahahaha! Ada cobaannya :9

Jam 17.30, sampai di Discovery Mall, pinggir Pantai Kuta. :D

Jam 19.35, sampai di Waroeng Wahaha. Pork ribsnya enak! Guedeeee banget lagi! Tapi, katanya lebih enak dan murahan di Warung Made. Ah, nyesel kemaren malem nggak ikut Koko sama Papa :'(

Jam 21.15, sampai di Hotel Aroma. Hmm.. This is my last night in here. Not enough :(

Jam 22.00, cari makan. Sampailah pilihannya di Mamas. Porknya enak, sosisnya kurang. Ada sesuatu dari rasa sosisnya yang nggak cocok sama lidah gue. Huft

Jam 00.15, pulang ke hotel. Tidurrr




29 Juni 2011


Jam 6.00, bangun.

Jam 6.15, berenang di Hotel.


Jam 7.15, mandi.


Jam 7.45, breakfast.

Jam 8.30, makan di Mamas. Porknya (Beda loh ya sama yang kemaren. Yang ini lebih enak!) enyakkk + gedeee banget! Soupnya juga enak :9


Jam 9.30, jalan ke Krisna. Belanja lagi?!

Jam 11.00, jalan ke Bandara Ngurah Rai.


Jam 1.10, berangkat ke Jakarta. Goodbye, Bali! I'm gonna miss you so much :(

Jam 13.30 WIB, sampai di Jakarta. Ah, hello, Jakarta! Miss me? :)



Okeh, itu semua ceritanya. Nanti mau gue masukkin foto ah ;) Ditunggu ya :D

24.6.11

Everlasting :D

Sahabat Baru


Keesokkan harinya, di sekolah, murid-murid ribut membicarakan tentang murid baru yang akan datang. Mereka semua penasaran seperti apa anak baru tersebut. Yang perempuan sibuk bergosip tentang anak baru tersebut yang kabarnya adalah cowok. Begitu juga dengan Lissy dan Danny.

"Eh, menurut lo, anak barunya cakep nggak ya?" tanya Lissy. Danny menoleh. "Mana gue tau. Gue aja belom pernah ngeliat. Udah tunggu aja nanti," jawab Danny. "Ahh.. Tapi gue penasaran aja gitu. Katanya dia anak photographer terkenal loh!" kata Lissy antusias. "Oh ya?" tanya Danny agak malas menanggapinya. "Iya! Ah udahlah. Bentar lagi juga bel. Jadi, kita bisa ngeliat orangnya kayak gimana," kata Lissy.

Bel pun berbunyi. Murid-murid masuk ke kelas masing-masing. Guru-guru mulai keluar dari ruang guru dan masuk ke kelas yang akan mereka ajar.

Tapi, kali ini berbeda. Di kelas Danny dan Lissy, guru yang seharusnya mengajar belum datang juga. Murid-murid mulai sibuk mengobrol dan bercanda. Lissy terlihat tidak sabar melihat anak baru itu. Danny agak malas menyambut anak baru itu, ya, walaupun ia penasaran juga seperti apa wujudnya.

Lalu, kelas mendadak hening. Ternyata, guru sudah datang. Tapi, ada yang aneh. Anak baru tersebut tidak datang bersamanya. Murid-murid yang lain pun terlihat bingung. Termasuk Lissy dan Danny.

"Kenapa kalian semua diam? Biasanya ketua kelas langsung memberi salam," Pak Rudi, guru Bahasa Indonesia, bertanya.

Lalu, ketua kelas langsung memberi aba-aba dan semua murid memberi salam. Tapi, mereka semua masih dalam keadaan heran. Tak ada yang berani bertanya kepada Pak Rudi, karena Pak Rudi agak galak.

Tapi, tiba-tiba, terdengar seorang perempuan bertanya, "Pak, bukannya kami kedatangan murid baru? Di mana orangnya?". Danny merasa mengenal suara itu. Sangat mengenal tepatnya. Semua menoleh ke arah datangnya suara itu, termasuk Danny. Ternyata perempuan itu Lissy. Danny tak menyangka Lissy berani bertanya seperti itu, dia cukup bisa dibilang cewek yang agak cuek.

"Ah, Bapak kira tidak akan ada yang bertanya tentang anak itu," kata Pak Rudi sambil tersenyum. Murid-murid tambah heran. Jarang sekali Pak Rudi ini tersenyum. "Dia hari ini tidak dapat masuk. Mungkin besok. Kalian sudah tidak sabar mendapat teman baru, ya? Sabarlah. Paling-paling besok dia masuk," Pak Rudi melanjutkan.

Murid-murid pun ber-oh ria. Sebagian terlihat kecewa. Dan yang kecewa itu adalah anak-anak perempuan. Lalu, pelajaran yang membosankan pun dilanjutkan.


***


Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi. Murid-murid berhamburan keluar. Ada yang langsung pulang, ada juga yang masih bermain di area sekolah. Danny dan Lissy pulang telat karena mereka masih harus ekstrakurikuler dahulu.

Waktu sangat cepat berlalu, hingga waktunya mereka pulang. Mereka pulang bersama. Tapi, kali ini berbeda. "Ngg.. Lis..," kata Danny. "Ya?" Lissy menjawab. "Gue hari ini nggak ke rumah lo ya. Gue langsung pulang," kata Danny. "Loh? Emang kenapa? Lo sakit?" tanya Lissy bingung. "Iya nih. Kayaknya, gue nggak enak badan. Kecapekkan main basket mungkin," kata Danny. "Oh. Ya udah. Lo istirahat aja. Gue langsung ya. Bye," kata Lissy.

Tapi, tiba-tiba, Lissy berubah pikiran. "Dan!" panggil Lissy. Danny yang baru saja mau jalan, menoleh ke belakang dan menghampiri Lissy. "Kenapa, Lis?" tanya Danny. "Gue ikut ke rumah lo aja ya?" tanya Lissy. Danny menghela napas. "Nggak usah, Lis. Mending lo kerjain PR lo daripada besok lo dihukum," bujuk Danny. "Nggak! Sahabat yang lagi sakit lebih ngebutuhin gue daripada PR rese itu!" kata Lissy.

Lissy memang keras kepala, tipe orang yang nggak mau dibantah. Danny memang selalu kalah kalau beradu mulut dengan Lissy. Maka, Danny pun mengalah.

Dalam perjalanan menuju rumah Danny, mereka sama-sama diam. Tidak ada yang membuka pembicaraan sama sekali. Keheningan itu terus berlanjut sampai akhirnya Lissy membuka suara.

"Eh, Dan, gue nggak sabar deh besok. Pengen liat gitu anak barunya kayak gimana," kata Lissy. Danny tidak menjawab. Hanya berguman sedikit.

Ketika sampai di rumah Danny, Danny langsung istirahat di kamarnya. Lissy mengobrol dengan Mama Danny, Marry. Ya, kalau Danny lagi sibuk, Lissy pasti ngobrol dengan Mama Danny atau kadang-kadang bermain dengan Davin. Lissy dan Davin memang nggak terlalu dekat, tapi, siapa pun yang ngobrol dengan Lissy pasti akan merasa nyaman.

Karena Danny nggak keluar-keluar kamar, Lissy bosan sendirian. Mama Danny sibuk, sementara Davin pergi dengan teman-temannya. Lissy pun pamit pulang.

Sebenarnya, dari tadi siang, Danny tidak tidur. Ia memikirkan sesuatu. "Kenapa Lissy penasaran banget sih sama anak baru itu? Biasanya juga dia nggak pernah tertarik sama hal kayak begitu. Tapi, kenapa kali ini beda?" pikir Danny.

Danny terlihat sangat kacau sekarang. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk tidur. "Siapa tau bisa bikin gue tenang. Daripada gue stres gara-gara keantusiasan Lissy sama anak baru itu," pikirnya.

Pukul dua-belas malam, Danny baru bisa benar-benar terlelap.

***

Keesokkan harinya, Danny dibangunkan oleh Lissy. Danny agak kaget ketika melihat Lissy di rumah.

"Danny! Bangun! Ayo, nanti kita telat. Masa mau dihukum bareng-bareng?" bujuk Lissy. "Lissy?! Sejak kapan lo di sini? Dan sejak kapan lo jadi gantiin Mama buat bangunin gue?" tanya Danny bingung. "Udah, nanti gue ceritain. Mending sekarang lo mandi," kata Lissy.

Danny pun mandi dan bersiap-siap untuk berangkat. Mereka pun langsung pamit kepada orangtua Danny.

"Eh, Lis, gimana caranya lo tadi udah di rumah gue?" tanya Danny. "Ya, bisa dong. Apa sih yang gue nggak bisa?" jawab Lissy sambil menjulurkan lidahnya.

Danny pun tertawa melihat tingkah laku sahabatnya. Lalu, ia mengacak-ngacak rambut Lissy. "Aduh, Danny! Gue udah sisiran rapi gini, malah lo acak-acakkin. Rese ih!" kata Lissy kesal. "Emang, kenapa? Biasanya lo nggak pernah marah. Kok beda sekarang?" tanya Danny. "Kan entar ada anak baru. Masa dandanan gue ancur gara-gara lo?" kata Lissy. Danny terdiam. Sepertinya, sahabatnya ini memang sangat antusias dengan si anak baru itu.

***

Sama seperti kemarin, di kelas masih sibuk membicarakan anak baru itu. "Lama-lama aku bisa gila dengarin ocehan tentang anak baru itu," ucap Danny dalam hati.

Bel pun berdering. Murid-murid masuk ke kelas masing-masing. Bu Ami, guru Sejarah, masuk dengan seorang cowok.
"Sangat tampan,"
"Wah, dia tak kalah keren dari Danny!"
Begitulah kira-kira gumaman anak cewek di kelas itu.

"Anak-anak, hari ini, kita kedatangan murid baru. Michael, silakan perkenalkan dirimu," kata Bu Ami. Cowok itu berdeham sebentar, lalu mulai memperkenalkan diri. "Nama saya Michael Giovani. Panggil aja Mike. Saya pindahan dari Bandung. Itu aja," katanya sambil tersenyum.

"Nah, Mike, kamu bisa duduk di bangku kosong sebelah sana," kata Bu Ami. Mike pun menghampiri bangku kosong yang ditunjuk bu Ami tadi. Bangku kosong itu tepat berada di belakang Danny dan Lissy. Lissy terlihat senang, sedangkan Danny terlihat kesal.

Pelajaran yang membosankan tentang masa purba pun dimulai. Dan tibalah bel istirahat berbunyi. Wajah murid yang tadinya terlihat ngantuk, langsung kembali ceria. Semua murid yang sudah lapar, langsung berhamburan keluar kelas untuk ke kantin.

Lissy, biasanya dia langsung mengobrol dengan Danny. Tapi sekarang dia malah mengobrol dengan Mike. Danny terlihat kesal. "Lis, gue mau makan. Lo ikut nggak?" tanya Danny. "Aduh, gue lagi betah di sini. Lo beliin aja ya? Kayak biasa, Dan," pinta Lissy. "Ya udah. Gue ke kantin dulu," kata Danny.

"Tunggu, Dan. Eh, Mike, lo lapar nggak? Sekalian aja nitip sama Danny," tanya Lissy ke Mike. "Nggak usah. Gue belum lapar. Nanti aja istirahat kedua gue beli sendiri," kata Mike. "Ya udah. Nggak ada lagi kan, Lis?" tanya Danny tidak sabaran. "Nggak. Ya udah sana. Cepatan ya, Dan," kata Lissy menyunggingkan senyumnya. Danny pun langsung ngeloyor pergi.

"Jadi, kenapa lo pindah sekolah, Mike?" tanya Lissy. "Ya, biasalah, Papa gue ditugasin ke Jakarta. Jadilah gue di sini sekarang," jawab Mike. Lissy mengangguk-angguk.

"Oh iya, ya. Lo kan anak photographer terkenal itu kan?" kata Lissy antusias. "Ya. Tapi, gue beda banget sama Papa gue. Papa gue hobi motret, sementara gue? Hobi musik. Beda banget, ya?" ujar Mike. "Kan nggak harus sama, Mike. Mungkin, dunia lo sama Papa lo emang beda. Tapi, yang penting Papa lo nggak ngelarang itu kan?" tanya Lissy. "Emang nggak. Tapi, gue suka kesepian. Papa jarang di rumah. Lebih sering pergi-pergi. Kalaupun dia ada di rumah, paling-paling cuma buat tidur," kata Mike. "Sabar ya," kata Lissy sambil tersenyum. Mike membalas senyumnya.

Danny pun kembali. "Lis, ini makanannya. Makan sana," kata Danny. "Makasih ya, Dan. Lo emang sahabat gue paling oke!" kata Lissy.

Danny diam saja. Dia nggak ngomong sepatah katapun dengan Mike. Pulang sekolah, Lissy dan Danny sedang berjalan ke rumah Lissy. Lissy mengatakan sesuatu yang membuat Danny terkejut.

"Dan, gue ngerasa kasihan sama Mike. Dia kesepian gitu. Gue berpikir buat jadiin dia sahabat. Kayak gue sama lo. Gimana, Dan? Lo pasti setuju kan?" tanya Lissy hati-hati. "Apa?! Lo mau nambah anggota gitu maksudnya? Lo pikir nambah sahabat itu segampang kantor masukkin pegawai? Kantor aja masih perlu interview pegawai barunya," kata Danny sangat menunjukkan bahwa ia tidak setuju.

"Ayolah, Dan. Apa salahanya kita coba? Apa perlu kita interview dia dulu?" tanya Lissy sambil tertawa. "Maaf, gue cuma bercanda," kata Lissy. Danny memutar bola matanya. Dia tidak tega ngelihat Lissy kayak gini. "Ya udahlah. Terserah lo. Gue ikut aja," kata Danny menyerah. Lissy terlihat sangat senang.

***

Keesokkan harinya, Lissy langsung memberitahukan Mike bahwa, ia dan Danny ingin bersahabat dengan Mike. Danny ingin menambahkan bahwa yang ingin hanya Lissy. Ia melakukan ini semata-mata untuk melihat Lissy senang.

"Jadi, mulai sekarang, kita bertiga sahabatan ya!" kata Lissy. Danny dan Mike hanya tersenyum melihat tingkah Lissy.

23.12.10

Invisible :)

She can't see the way your eyes will light up when you smile
She never noticed how you stop and stare whenever she walks by
And you can't see me wanting you the way you want her
But you are everything to me

And I just want to show you, she don't even know you
She's never gonna love you like I want to
And you just see right through me but if you only knew me
We could be a beautiful miracle, unbelievable
Instead of just invisible, yeah

There's a fire inside of you that can't help but shine through
But she's never gonna see the light, no matter what you do
And all I think about is how to make you think of me
And everything that we could be

And I just want show you, she don't even know you
She's never gonna love you like I want to
And you just see right through me but if you only knew me
We could be a beautiful miracle, unbelievable
Instead of just invisible

Like shadows in the faded light, oh, we're invisible
I just wanna open your eyes and make you realize

And I just want to show you, she don't even know you
Baby, let me love you, let me want you
You just see right through me but if you only knew me
We could be a beautiful, miracle, unbelievable
Instead of just invisible, oh, yeah

She can't see the way your eyes will light up when you smile

Better Late Than Never!! :)

Ayunan :D

Love Hurts :(

In my life..
I learned how 2 be strong, happy, and work hard, but I didn't learn how 2 survive when u leave me here alone..

22.12.10

hancur :(

Just for Audry Nyonata :)

By :
Free Blog Templates