Total Pageviews

5.7.11

Everlasting

'Sesuatu' yang Aneh


Bertambahlah satu anggota sahabat Lissy dan Danny. Lissy memang sangat senang mendapatkan satu sahabat baru lagi, tapi tidak bagi Danny.

Danny merasa ada sesuatu yang aneh pada diri Mike. Danny memang belum pernah bertemu dengan Mike sebelumnya, tapi, seperti ada 'sesuatu' yang mengingatkan Danny dari Mike. Sesuatu yang Danny benci. Namun, Danny tidak mungkin membuat Lissy sedih dengan sikapnya yang jelas-jelas menentang Lissy memasukkan Mike sebagai sahabat mereka.

Lissy sangat menyukai Mike. Bukan, bukan seperti seorang cewek yang suka dengan seorang cowok. Melainkan, menyukai sebagai teman. Tidak, lebih terhadap sahabat.
Danny nggak pernah nyangka kalau Lissy bisa dengan mudah dekat dengan Mike. Danny pikir, keantusiasan Lissy hanya karena ia penasaran dengan gosip yang beredar.

Ternyata, Danny salah.

Dan nggak hanya Danny yang merasa ada 'sesuatu' yang aneh pada Mike, tapi Lissy pun juga. Namun, Lissy tidak membenci sesuatu yang aneh itu. Malah Lissy merasa sesuatu itulah yang membuat ia dan Mike dekat.

"Mike, gue ngerasa ada sesuatu dari lo yang bikin kita deket," kata Lissy ketika mereka sedang mengobrol di kelas. "Oh ya?" Mike terlihat bingung.

"Ya, gitu deh. Cuma, gue masih bingung sesuatu itu apa," kata Lissy. Mike tertawa kecil. "Perasaan lo aja kali," kata Mike.
"Kayaknya nggak deh. Ah, udahlah. Eh, lo sama Danny emang pernah berantem? Atau pernah ketemu dan musuhan gitu?" tanya Lissy tiba-tiba.

Mike menoleh dan mengerutkan keningnya bingung. "Hah? Gue ketemu dia aja baru pas masuk sekolah, Lis. Gimana caranya gue berantem sama dia? Apalagi musuhan. Lissy, Lissy," jawab Mike.

"Ya abisnya sikap Danny ke lo itu dingin banget. Masa dua sahabat gue musti musuhan? Kan nggak lucu, Mike," kata Lissy.

"Emang nggak lucu. Tapi, benar juga kata lo, Lis. Sikap Danny ke gue dingin banget. Tapi, sebelum lo ngomong ini ke gue, gue pikir sikap dia emang gitu ke orang yang baru dia kenal," kata Mike.

"Lo salah besar! Dia itu tipe orang paling friendly walaupun, dia baru kenal sama orang itu. Nih, ya, dia emang nggak terlalu dekat sama anak-anak lain, kecuali gue, pastinya. Tapi, dia nggak pernah bersikap sedingin itu. Kayak sikap dia ke lo," celoteh Lissy panjang lebar.

"Iya, ya? Berarti ada yang salah sama gue dong. Tapi, apa?" tanya Mike, lebih kepada dirinya sendiri.

"Ya, mana gue tau. Lo mending tanya sama Danny aja. Apa perlu gue bantuin?" kata Lissy. "Wah, pintar juga lo, Lis. Nggak usah, Lis. Biar gue selesaiin ini sendiri," ucap Mike sambil mengacak-acak rambut Lissy. Lissy hanya tersenyum bangga.

***

Saat itu, sekolah udah sepi. Kebanyakkan murid-murid sudah pulang ke rumah masing-masing. Hanya ada murid-murid yang ikut kegiatan ekstrakurikuler yang masih di sekolah.

Mike emang nggak ikut ekstrakurikuler apa pun, ya karena dia anak baru. Padahal, kemampuan Mike dalam mendribble bola basket dan memasukkannya ke ring sudah tidak diragukan lagi. Ia sangat pandai bermain basket.

"Mike! Mike!" panggil seseorang.

Mike menoleh. "Hmm? Eh, lo ternyata. Ada apa, Lis?" tanya Mike. "Kok tumben lo belum pulang?" tanya Lissy. "Lagi ada urusan dikit. Lo?" tanya Mike balik. "Ya seperti yang lo liat. Gue lagi ekskul cheers. Gue kan pakai seragam cheers, jadi, nggak mungkin dong kalau gue lagi ekskul basket," jawab Lissy.

"Eh? Iya, ya," jawab Mike sambil tertawa.

"Mike, gue denger lo jago basket, ya?" tanya Lissy. "Kata siapa?" tanya Mike. "Kenapa nggak jawab pertanyaan gue dulu? Kata banyak orang. Lo emang nggak tau kalau lo sering digosipin?" tanya Lissy.

"Ya, dulu gue emang kapten tim basket di sekolah lama gue. Dan buat pertanyaan lo yang satu lagi, jawabannya nggak. Gue nggak pernah tau kalau gue jadi bahan gosip," jawab Danny.

"Ah! Gimana kalau lo ikut tim basket sekolah kita? Kebetulan, waktu itu, Danny bilang sama gue kalau mereka lagi kekurangan satu pemain. Gara-gara si Moses sakit," tawar Lissy.

"Moses? Sakit? Kan dia sakit nggak selamanya, Lis," ucap Mike. "Tapi, dia berencana buat keluar dari tim basket," jawab Lissy.

"Lo yakin Danny bakal nggak apa-apa kalau gue masuk tim basket?" tanya Mike agak khawatir mengingat sikap Danny yang dingin. "Iya. Lo tenang aja. Biar gue yang ngomong sama Danny. Ya udah, gue latihan dulu. Bye, Mike!" jawab Lissy. "Bye".

***


"Ya ampun, udah jam empat gini mereka belum selese latihan?" tanya Mike kepada diri sendiri. Mike sebetulnya sedang menunggu Danny yang lagi latihan basket.

"Ah! Akhirnya mereka selesai juga. Kan kalau kayak gini gue bisa cepat pulang,"

"Danny!" panggil Mike.

Danny menoleh, mencari asal suara. Lalu, ia menghapiri Mike.

"Ada apa?" tanya Danny. "Hmm.. Ada yang mau gue omongin sama lo," jawab Mike. "To the point aja, Mike. Gue nggak suka basa-basi".

"Di sini?" tanya Mike. "Ya. Mau di mana lagi?" jawab Danny.

"Oke. Danny, emang kita pernah punya masalah apa sampai lo nggak suka banget sama gue?" tanya Mike to the point sesuai dengan yang diinginkan Danny. Kalau Danny memang ingin langsung, ya sudah, Mike juga nggak akan basa-basi.

"Hmm? Apa maksud lo? Gue nggak pernah bilang gue nggak suka sama lo," jawab Danny. "Lo nggak perlu bilang, udah keliatan dari sikap lo. Lissy juga bisa liat sendiri kok. Justru, gara-gara dia bilang ke gue, gue jadi makin yakin kalau lo emang nggak suka sama gue," kata Mike.

"Lissy? Maksud lo? Dia bilang apa ke lo?" tanya Danny, agak kaget dan kecewa. Kenapa sahabatnya itu malah lebih memilih berbicara tentang ini ke Mike?

"Dia bilang kalau sikap lo ke orang lain yang baru lo kenal, nggak kayak sikap lo ke gue. Padahal gue termasuk orang yang baru lo kenal. Emang lo kenapa nggak suka sama gue? Jawab aja yang jujur. Gue bisa terima kok," jawab Mike.

"Sikap gue ke lo ataupun sikap gue ke orang lain yang baru gue kenal, bukan urusan lo," jawab Danny sinis.

"Tapi, sikap lo ke gue itu jadi urusan gue. Gue emang nggak peduli sikap lo ke orang lain kayak gimana. Kalau lo emang nggak suka gue, bilang kenapa. Siapa tau gue bisa ngerubah apa yang lo nggak suka," jawab Mike.

"Gue sebenarnya bukan nggak suka sama lo. Atau satu sikap pun dari lo. Cuma....," jawab Danny mulai tenang.

"Cuma apa?" tantang Mike, nggak sabar nunggu jawaban Danny.

"Cuma ada sesuatu dari lo, gue juga nggak tau itu apa, yang ingetin gue tentang seseorang yang gue benci," jawab Danny.

"Seseorang? Ya mungkin, gue bisa ngerti lo benci orang itu. Tapi, jangan libatin gue. Gue nggak seperti dia. Nggak semua orang sama," kata Mike.

"Ya, gue ngerti. Tapi, susah," jawab Danny. "Kita masih bisa jadi teman kan, Dan?" ajak Mike sambil tersenyum. "Gue coba," jawab Danny.

"Gue duluan, Mike. Gue mau beres-beres buat pulang," lanjut Danny.

"Tunggu! Gue tunggu lo sama Lissy di parkiran ya. Hari ini, gue mau nganterin kalian," kata Mike. "Oke," jawab Danny.

***

By :
Free Blog Templates