Total Pageviews

16.12.10

Everlasting

 Pertemuan Pertama

Dari kecil, mereka selalu bersama. Dalam suka maupun duka, mereka tetap bersama.Mereka tak pernah terpisahkan, walaupun memiliki banyak perbedaan. Tapi, justeru perbedaan itulah yang membuat mereka bersatu. Takdir. Mungkin dapat dikatakan begitu. Tuhan telah menakdirkan mereka untuk saling mengenal, saling mengerti, saling membantu, saling melengkapi satu sama lain, dan saling menyayangi.

Danny pertama kali mengenalnya ketika Mama Danny mengajaknya pergi ke rumah temannya, Rosa.. Rumahnya ternyata hanya berbeda satu gang dengan rumah Danny.


Sampai di rumah Rosa, Danny bingung mau ngapain. Untung saja, ia membawa mobil-mobilannya. Kalau tidak, ia bisa mati kebosanan.


Tapi, lama-lama ia bosan juga dengan mainannya itu. Ia agak menyesal, kenapa tidak membawa mobil-mobilan lebih banyak.


"Kamu bosan ya, sayang?" Mama Danny bertanya kepada Danny. "Iya, Ma. Aku nyesel nggak bawa banyak mainan," jawab Danny. "Ros, anakmu ada di rumah?" tanya Mama Danny kepada temannya itu. "Ada. Dia lagi main di taman belakang kayaknya. Coba aja yuk kita lihat," jawab Rosa.


Di sana ada seorang gadis kecil. Dia sedang bermain boneka barbie sambil duduk manis. "Nah, itu dia," kata Rosa sambil menunjuk gadis kecil itu. "Danny, kamu main di sini dulu aja. Daripada kamu bosan di dalam mendengarkan ocehan Mama dan Tante Rosa," kata Mama Danny sambil tertawa. "Iya, Ma," jawab Danny.

"Lissy," Tante Rosa memanggil anaknya. "Oh, jadi, namanya Lissy. Hmm.. Nama yang bagus," kata Danny dalam hati. "Ya, Ma. Kenapa? Wah, ada Tante Marry!" kata gadis kecil yang bernama Lissy itu. Mama Danny hanya tersenyum dan menjawab, "Halo, Lissy sayang." "Halo, Tante Marry. Udah lama Tante nggak kesini. Lissy kangen," sapa Lissy ramah.

"Lissy, ini anak Tante. Namanya Danny," kata Marry memperkenalkan putranya."Oh, hai! Senang berkenalan denganmu," katanya sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan. Danny masih bengong, sampai akhirnya Mamanya memanggilnya. "Eh, iya. Senang berkenalan denganmu, juga," kata Danny sambil membalas uluran tangan tersebut.


"Nah, Mama dan Tante Marry balik ke ruang tamu ya. Danny, kamu main aja sama Lissy. Oke?" tanya Rosa. "Ya, Tante," jawab Danny.

Mereka terdiam. Sama-sama tidak ada yang memulai percakapan. Lissy melanjutkan bermain barbie, sementara Danny melanjutkan main mobil-mobilan. Tapi, Danny sudah kebosanan dari tadi main mobil-mobilan. Danny menyingkirkan mainannya dan akhirnya ia memberanikan diri untuk memulai percakapan.

"Lissy, kamu umur berapa?" tanya Danny, bingung ingin berbicara apa. Lissy menoleh. Lissy pun berhenti bermain. "Kukira kamu tidak akan memulai percakapan," kata Lissy, tidak menjawab pertanyaan yang diajukan Danny. Lalu, Lissy tersenyum. Danny sedikit bingung dan kaget. "Sekarang, umurku 10 tahun. Kalau kamu?" tanyanya balik. "Aku juga sama. Wah, ternyata kita seumuran," kata Danny.

"Aku masih bingung kenapa kamu bilang 'Kukira kamu tidak akan memulai percakapan'. Maksudnya apa?" tanya Danny dengan wajah polosnya. Lissy tersenyum. "Biasanya, cowok yang memulai percakapan duluan. Ya, walaupun, ada juga cewek yang memulai duluan," jawabnya. "Oh, begitu," kata Danny mulai mengerti.

"Kamu sekolah di mana, Dan?" tanya Lissy. "Mungkin nanti aku akan satu sekolah denganmu," jawab Danny. "Wah, kita bakal satu sekolahan! Aku bakal punya teman!" Lissy berkata. Wajahnya sangat gembira. Danny bingung kenapa ia segembira itu. "Memang kamu tidak punya teman di sekolah?" tanya Danny hati-hati, takut menyinggung perasaan Lissy.

Lissy hanya tersenyum, lama. Lalu, akhirnya ia menjawab, "Di sekolah, aku nggak punya teman. Mereka menjauhiku hanya karena satu anak perempuan menyebalkan. Nanti, kalau kamu masuk sekolah, jangan terpengaruh anak perempuan itu ya." kata Lissy. Raut muka Lissy agak sedih.

"Iya. Tenang aja. Aku nggak akan percaya sebelum mengetahui sendiri yang sebenarnya," kata Danny. Lissy pun tersenyum. "Makasih," kata Lissy.

Danny bingung. "Makasih? Buat apa?" tanya Danny. "Karena kamu mau jadi teman aku," jawab Lissy. "Ah, itu udah kewajiban aku," jawab Danny sambil tersenyum.

"Eh, Danny, aku mau tanya sesuatu. Boleh?" izin Lissy. "Tentu aja. Mau nanya apa?" tanya Danny. "Ngg.. Apa enaknya sih main mobil-mobilan?" tanya Lissy. "Enaknya ya? Aduh, aku juga nggak tau apa enaknya. Belom pernah aku makan sih," jawab Danny sambil tertawa. Lissy pun ikut tertawa. "Maksudku bukan itu," kata Lissy setelah berhasil menghentikan tawanya. "Iya, iya. Aku ngerti kok. Aku cuma mau iseng aja," jawab Danny sambil tersenyum. "Kamu orangnya iseng ya. Udah ah. Jawab dong pertanyaanku. Aku penasaran," kata Lissy.. "Asiknya tuh pas ngeliat mobil itu berjalan, juga model-modelnya yang keren. Suaranya juga menambah keunikkannya," jawab Danny. "Oh. Begitu ya. Sekarang aku ngerti kenapa anak cowok suka banget main mobil-mobilan," kata Lissy.
  
"Sekarang gantian aku yang tanya," kata Danny secara spontan. Lissy menatap Danny dengan raut wajah bingung. "Kamu mau nanya apa?" tanya Lissy. "Hmm.. Kan tadi kamu nanya apa enaknya main mobil-mobilan, sekarang gantian aku yang tanya, apa enaknya main boneka barbie? Mereka kan gk bisa bergerak atau pun bersuara," tanya Danny. Lissy mengernyitkan dahi. "Aku nggak tau enaknya dimana. Yang pasti, kalau udah main aku ngerasa seneng. Asik aja, gitu," jawabnya.
    
Tak terasa sudah satu jam Danny di sana. Marry pun memanggil anaknya untuk pulang. Danny pun pamit kepada Lissy. "Lis, aku pulang dulu ya. Kapan-kapan kita main lagi. Kalau bisa setiap sore aku akan ke rumahmu. Rumah kita kan dekat," kata Danny. "Iya. Kamu boleh datang setiap hari ke sini. Lalu, kita main bersama. Aku ingin mencoba bermain mobil-mobilanmu, boleh nggak?" tanya Lissy sambil nyengir. "Tentu aja boleh. Aku pergi dulu ya. Bye." kata danny sambil melambaikan tangan. Lissy pun  tersenyum dan melambaikan tangannya.

***

Di perjalanan pulang, Danny bertanya kepada Mamanya. "Ma, boleh nggak kalau setiap sore aku main ke rumah Lissy?" tanyaku. "Tentu saja boleh, Sayang. Tapi, kamu harus menyelesaikan PR kamu dulu. Jangan lupa pulangnya nggak boleh malam-malam." kata Mama Danny sambil tersenyum. "Tenang aja, Ma. Aku pasti ngerjain PR sebelum main dan aku nggak bakal sampai lupa waktu. Makasih ya, Ma." kata Danny. "Iya, Sayang." jawab Mama Danny masih tersenyum.

Danny dan Lissy sangat senang hari ini. Mereka tidak sabar menunggu hari esok untuk bermain lagi.

0 komentar:

Post a Comment

By :
Free Blog Templates